Skip to main content

Mengikhlaskan

Kenapa mengikhlaskan itu adalah hal yang sulit?
Harusnya aku senang melihat dia bahagia
Bukankah itu yang seharusnya dilakukan kalau kita benar - benar sayang dengan seseorang?
Melihat dia bahagia?
Bukankah itu tujuan kita menyayangi seseorang?
Lalu mengapa hati ini berat untuk melepaskannya
Sehingga bibir ini seakan lupa bagaimana caranya membentuk sebuah senyuman
Hanya karena dia pergi menjemput kebahagiaannya
Harusnya aku tak mengenalnya
Harusnya aku mengunci bibir ini
Harusnya aku tak membuka pintu hatiku
Harusnya aku . . .
Haaa . . .
Nasi sudah menjadi bubur
Hati sudah hancur
Aku hancur
Menjadi serpihan kecil
Yang akan diterbangkan angin
Entah diterbangkan kemana
Aku hanya bisa mengikuti
Dengan diam
Dan mencoba mengikhlaskan dia pergi

Comments

Popular posts from this blog

5 Cara Efektif Menghilangkan Rasa Bosan

Siapa sih yang tidak pernah bosan ketika setiap hari melakukan kegiatan yang sama terus - menerus? Kalau rasa bosan ini tidak segera diselesaikan, kamu bisa menjadi stres dan mengganggu kegiatan harian kamu. Bisa juga berdampak buruk pada hubungan kamu dengan orang disekitarmu loh. Kok bisa? Karena ketika bosan menjadi stres, maka kamu akan semakin cepat emosi. Berikut ini ada 5 hal yang bisa kamu lakukan saat kamu sedang bosan. 1. Main games Ini adalah salah satu cara menghilangkan bosan yang murah dan cepat. Main games bisa kamu lakukan dimana saja selama kamu sedang ada waktu bebas seperti jam makan siang, menunggu jemputan, atau ketika sudah pulang ke rumah. Selain itu, ini main games juga murah selama games yang kamu mainkan tidak berbayar dan kamu tidak membeli item apapun untuk bermain. Salah satu games yang sedang banyak diminati oleh orang - orang saat ini adalah Player Unknown's Battleground (PUBG). Permainan ini diminati karena selain permainannya yang cukup men

Ada Tuhan Diantara Dilan dan Milea

Seperti kisah Dilan dan Milea indah dan setiap kenangannya begitu indah. Namun, apa daya kita ketika Tuhan sudah berkata "tidak", seindah apapun rasa kala itu semua akan menjadi bagian masa lalu yang bernama kenangan. Kenangan yang tersimpan di dalam memorimu yang nantinya bisa saja kamu lupakan karena tertumpuk dengan kenangan yang baru bersama yang lain. Di kala aku yang sudah menginjak usia 28 tahun ini, aku diharuskan melangkahkan kakiku menuju lembaran baru kehidupan yaitu pernikahan. "Kamu mau nikah sama siapa? Temanmu ituloh anaknya sudah 2. Tetangga kita itu anaknya sudah sekolah SD. " dan bla bla bla.. Itu saja yang ditanyakan ibuku saat menelponku sebelum menanyakan kabarku. Kadang aku berpikir kabar anaknya itu ditentukan dari kepastianku kapan aku menikah. Aku tidak bisa menyalahkan itu semua. Aku sadar wanita semakin tua semakin rentan dan beresiko saat melahirkan. Mungkin itu yang ibuku takutkan sebenarnya. Takut kehilangan anak perempuan satu - satuny